. .: Belajar Bahasa Inggris Untuk Anak

.

zwani.com myspace graphic comments
pimp your myspace
20.00

Belajar Bahasa Inggris Untuk Anak

Diposting oleh VDize

Sadarkah kita bahwa daya tangkap anak dibandingkan dengan kita, jauh sekali berbeda? Belajar bahasa inggris untuk anak akan lebih mudah jika dibandingkan dengan kita. Kemungkinan bagi kita, orang tua memerlukan waktu khusus untuk belajar bahasa inggris, tapi bagi anak kebiasaan mendengarkan bahasa inggris, tanpa disadari akan menjadi bekal pada saat dia besar nanti untuk memberi kemudahan dalam belajar bahasa inggris.
Anak akan cepat sekali menanggkap apa yang didengar dan dilihatnya, dan akan tertanam dibawah sadarnya. Pada saatnya nanti memori bawah sadar ini akan muncul kembali manakala ada pemicunya. Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengulas bagaimana pengaruh apa yang didengar anak pada saat ini dan potensi yang akan muncul dikemudian hari.
Pernahkah kita sadari berapa jam dalam sehari anak ada didepan televisi? Dengan berbagai alasan, dan kemajuan teknologi sekarang ini, tidak bisa dipungkiri sedari kecil anak sudah berkenalan dengan dengan media televisi. Berbeda dengan jaman kita dulu, dulu kita disibukkan dengan permainan-permainan yang kita bikin sendiri, entah itu mainan dari pelepah pisang, kulit jeruk dsb. Kondisi sekarang sudah berubah, mainan banyak dijual di toko-toko, media televisi sudah merupakan barang yang tidak langka lagi.
Kebijakan kita sebagai orang tua disini sangat dituntut, bagaimana mengarahkan si anak agar mendapatkan tontonan yang berkualitas. Melihat sekarang ini banyak tayangan televisi yang “kurang” mendidik anak-anak (balita). Banyak acara yang diperuntukkan untuk remaja maupun dewasa. Bagaimana porsi anak kita yang masih balita? Memang ada juga acara untuk anak balita, akan tetapi seberapa? Terkadang karena ke-egoan kita, pada saat kita melihat acara yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk anak kita yang masih balita, anak kita juga kita ajak nonton. Terkadang anak kita lebih hafal terhadap tokoh-tokoh yang ditontonnya dari pada kita…
Kembali lagi ke belajar bahasa inggris untuk anak kita, mengingat kondisi semacam ini alangkah bijaksananya kalau kita memberikan tontonan alternatif kepada anak-anak balita kita. Keekaann kita terhadap anak kita harus tetap dijaga, jangan sampai karena televisi sekarang ini sudah merupakan bagian dari hidup kita, kita terpengaruh dan beranggapan semua boleh melihat setiap acara televisi.
Berbagai alternatif yang bisa kita ambil antara lain dengan berlangganan TV berbayar, karena acara-acara TV berbayar benar-benar terbagi dalam berbagai segmen dan dengan kriteria tertentu. Chanel untuk anak-anak ya khusus untuk anak-anak, chanel olahraga ya untuk olah raga, chanel untuk dewasa ya untuk dewasa. Akan tetapi memang kita akui bahwa televisi berbayar memerlukan biaya yang agak besar (mahal) dan masih banyak yang belum bisa menjangkaunya.
Alternatif lain adalah dengan membeli vcd/dvd player. Sekarang piranti ini sudah banyak dan tidak mahal lagi, kemudian kita bisa membeli cd pendidikan buat anak, cd pengetahuan dll. Untuk melatih bahasa inggris kita usahakan untuk membeli cd yang berpengatar bahasa inggris, dengan semakin terbiasa anak mendengarkan bahasa inggris niscaya ini akan memudahkan anak nanti manakala besar untuk mengusai bahasa inggris.
<blink> Ciri Kecenderungan Belajar Dan Cara Belajar Anak SD dan MI </blink>

Jean Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki
struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia sekolah dasar tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
(1) Konkrit. Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. (2) Integratif; Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. (3) Hierarkis; Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .

0 komentar:

Posting Komentar

| |